Penyakit lupus, atau lupus eritematosus sistemik (LES), adalah penyakit autoimun yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri, menyebabkan peradangan dan kerusakan pada berbagai organ, termasuk kulit, sendi, ginjal, jantung, dan paru-paru. Penyebab lupus belum sepenuhnya dipahami, namun kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan hormonal diyakini berperan dalam memicu perkembangan penyakit ini. http://anzac100.nzherald.co.nz/
Faktor genetik memainkan peran yang signifikan dalam perkembangan lupus. Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan lupus atau penyakit autoimun lainnya, risiko mereka untuk mengidap penyakit ini lebih tinggi. Beberapa gen yang terkait dengan respons imun tubuh dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk mengembangkan lupus. Namun, meskipun faktor genetik memainkan peran, tidak semua orang yang memiliki riwayat keluarga lupus akan mengidap penyakit ini, yang menunjukkan bahwa faktor lain juga berperan.
Faktor lingkungan juga dapat memicu timbulnya lupus pada individu yang rentan secara genetik. Salah satu faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko lupus adalah paparan sinar matahari atau radiasi ultraviolet (UV). Penderita lupus seringkali sensitif terhadap sinar UV, yang dapat memicu reaksi kulit atau memperburuk gejala penyakit. Selain itu, infeksi virus, seperti Epstein-Barr atau cytomegalovirus, juga telah diidentifikasi sebagai faktor pemicu lupus pada beberapa individu yang sudah memiliki kecenderungan genetik untuk penyakit ini.
Perubahan hormonal, terutama pada wanita, juga menjadi faktor yang memengaruhi perkembangan lupus. Wanita muda, terutama yang berusia antara 15 hingga 45 tahun, lebih sering mengidap lupus dibandingkan pria. Perubahan hormon, seperti selama menstruasi, kehamilan, atau menopause, dapat memengaruhi aktivitas sistem kekebalan tubuh dan memperburuk gejala lupus. Estrogen, hormon yang dominan pada wanita, diketahui berperan dalam meningkatkan respons imun tubuh, yang dapat berkontribusi pada peradangan yang terjadi pada lupus. https://reports.sonia.utah.edu/
Paparan bahan kimia tertentu juga dapat meningkatkan risiko lupus. Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat antibiotik atau obat anti-kejang, telah dikaitkan dengan lupus yang disebut lupus akibat obat. Dalam beberapa kasus, obat-obatan ini dapat memicu reaksi autoimun yang menyerang jaringan tubuh, menyebabkan gejala lupus. Paparan terhadap bahan kimia berbahaya atau toksik juga dapat meningkatkan risiko terjadinya lupus pada individu yang memiliki kecenderungan genetik atau kekebalan tubuh yang lemah.
Stres fisik atau emosional juga dapat memicu atau memperburuk gejala lupus pada beberapa orang. Stres dapat memengaruhi keseimbangan hormonal dan sistem kekebalan tubuh, yang pada gilirannya dapat memperburuk peradangan dan meningkatkan risiko flare-up (gejala penyakit yang kambuh). Oleh karena itu, pengelolaan stres yang baik melalui teknik relaksasi atau perubahan gaya hidup yang sehat dapat membantu mengurangi kemungkinan timbulnya flare-up pada penderita lupus.