Tim peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berhasil mengembangkan obat baru untuk pengobatan diabetes tipe 2, yang dinilai lebih efektif dan memiliki efek samping lebih rendah dibandingkan terapi konvensional. Obat yang diberi nama GlucoAdvance ini berbahan dasar tanaman herbal asli Indonesia, seperti pare dan daun salam, yang telah melalui proses ekstraksi dan formulasi modern.
Ketua tim peneliti, Prof. Dr. Siti Nuraini, menjelaskan bahwa pengembangan obat ini memakan waktu hampir tujuh tahun, termasuk uji klinis terhadap ratusan pasien. “Hasil uji menunjukkan bahwa GlucoAdvance mampu menurunkan kadar gula darah hingga 40% dalam waktu dua bulan, dengan risiko komplikasi yang jauh lebih rendah dibandingkan obat lain,” katanya.
Obat ini juga telah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan direncanakan akan mulai diproduksi massal pada pertengahan tahun 2025. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan apresiasinya terhadap penemuan ini. “Ini adalah bukti bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam penelitian dan inovasi di bidang kesehatan,” ujarnya.
Di sisi lain, komunitas medis internasional juga menunjukkan minat besar terhadap GlucoAdvance. Beberapa negara, seperti Jepang dan Uni Emirat Arab, telah mengajukan kerja sama untuk distribusi obat tersebut di pasar global. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dunia kesehatan Indonesia, tetapi juga membuka peluang besar bagi pengembangan industri farmasi berbasis bahan alami di tanah air.